KETIKNEWS.ID,-- Kethek Ogleng adalah nama sebuah tarian yang berkembang dari Tanah Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kethek Ogleng berasal dari kata ‘kethek’ yang berarti kera atau monyet, dan ‘ogleng’ yakni suara saron demung/saron besar dalam gamelan yang disebut ‘gleng’.
Di Jawa Tengah, Tari Kethek Ogleng diciptakan oleh seorang warga Kabupaten Wonogiri bernama Darjino yang kemudian disempurnakan oleh Suwiryo.
Di tangan Suwiryo gerakan tariannya diubah lagi hingga menyerupai gerakan-gerakan kethek (kera atau monyet).
Sementara itu, di Pacitan, tepatnya di Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, kethek ogleng dipercaya diciptakan seorang petani bernama Sutiman pada 1963. Ia menciptakan kesenian tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yakni melihat tingkah laku kera.
Tari Kethek Ogleng dipentaskan oleh tiga penari wanita dan seorang penari laki-laki sebagai manusia kera.
Baca Juga: Mengenal Tari Cikeruhan, Kesenian Khas Jatinangor yang Hampir Punah
Tari Kethek Ogleng Diangkat dari Kisah Asmara Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji
Tari Kethek Ogleng menceritakan kisah Raden Panji Asmorobangun dari kerajaan Dhaha Kediri dan Dewi Sekartaji, Putri Kerajaan Jenggala, Sidoarjo yang keduanya saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun kehidupan harmonis dalam sebuah keluarga.
Namun, Raja Jenggala, ayahanda Dewi Sekartaji, mempunyai keinginan untuk menikahkan Dewi Sekartaji dengan pria pilihannya.
Ketika Dewi Sekartaji tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan ayahnya, diam-diam Dewi Sekartaji meninggalkan Kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan sang ayah dan seluruh orang di kerajaan. Malam hari, sang putri berangkat bersama beberapa dayang menuju ke arah barat.
Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk nekad mencari Dewi Sekartaji, sang kekasih.
Dalam perjalanan, Panji Asmorobangun singgah di rumah seorang pendeta. Di sana Panji diberi wejangan agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi kera.
Sedangkan di lain pihak, Dewi Sekartaji ternyata telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.
Artikel Terkait
Sejarah Tari Badaya ketawang, Ungkapan Rasa Nyai Roro Kidul
Nilai Filosofis Dalam Tari Topeng Cirebon
Mengenal Tari Eja-Eja di surga Kecil Wakatobi
Jejak Sang Penari Multitalenta "Erna Carini " Dalam Tari Topeng Menor
Jejak Stigma Goyang Karawang yang Lekat Dengan Tari Erotisme
Menelusuri Sejarah Tari Legong, Tarian Tradisional Khas Bali