KETIKNEWS.ID,-- Alunan suara nyaring terompet terdengar dari sebuah rumah di gang RW 04 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.
Dari balik jendela nampak seorang bapak berambut panjang terlihat bermain dengan alat musik tradisional.
Jemari tangannya lihai bergerak, menghasilkan alunan musik yang indah khas tanah Pasundan.
Pria tersebut adalah Wawan Gunawan (56). Di tengah kemajuan zaman, ia terus melestarikan budaya Sunda terompet pencak, sebuah alat musik tradisional khas Sunda.
Baca Juga: Kisah Perajin Kendang Sunda Asal Bandung yang Diminati hingga Mancanegara
Tak hanya lihai dalam bermain, Wawan juga memproduksi terompet pencak. Dari memilah kayu, membuat ukiran sampai terompet menghasilkan suara yang merdu.
Ia mulai merintis menjadi perajin terompet pencak pada 2007 lalu. Semua berawal dari kegemarannya terhadap musik Sunda hingga akhirnya muncul keberanian untuk menjadi perajin dan mulai memproduksi sendiri terompet pencak.
Wawan bercerita, dulunya terompet ini dibuat untuk mengiringi kesenian dogdog dan juga untuk menyebarkan agama.
"Awalnya untuk dogdog, nyebarkeun (menyebarkan) agama dengan dogdog," kata Wawan saat ditemui Humas Bandung di kediamannya, pertengahan pekan lalu.
Baca Juga: Perguruan Pencak Silat Gelar Satrua Jomatara, Ukir Prestasi Lewat Seni Bela Diri
Terompet pencak buatan Wawan berbahan dasar kayu dari berbagai jenis. Pembuatannya dimulai dari proses memotong kayu, membentuk pola, mengukir hiasan sampai terompet bisa digunakan.
Sekilas memang nampak sederhana. Namun terompet pencak ini memiliki ukiran yang cukup detail. Dari ujung atas hingga bawah terdapat ukiran-ukiran yang apik.
Menurutnya, membuat terompet pencak harus bermain dengan rasa. Ada 2 jenis terompet yakni diatonis untuk pencak silat, sisingaan, kuda renggong dan reak serta pentatonis.
"Ada empat bagian dari terompet pencak, mulai Corong, suling, empet (dari daun kelapa) sumber suara dan kumis (dari batok kelapa/peralon)," ujarnya.
Artikel Terkait
Bunga Dessri: Melawan Stigma Kesetaraan Gender dalam Alat Musik Tradisional Rebab
Museum Sri Baduga, Berlajar Sejarah Lewat Budaya Sunda
Cikaracak Ninggang Batu Laun-Laun Jadi Legok, Peribahasa Sunda yang Harus Ditanamkan bagi Generasi Muda
Ridwan Kamil Apresiasi Penayangan Film Berbahasa Sunda 'Before, Now and Then (Nana)'
Ngamumule Budaya Sunda, Disdik Kota Bandung Bakal Gelar Festival Bandung Ulin
4 Tokoh dan Karakter Wayang Golek Punakawan versi Sunda dalam Kisah Pewayangan