KETIKNES.ID,-- Manusia saat ini tak akan bisa lepas dari sejarah leluhur mereka, perjalanan sejarah nenek moyang akan di abadikan sebagai kebanggaan etnis,peninggalan sejarah akan di lestarikan sebagai kekayaan bangsa. Seperti hal nya Huristak kerajanan tertua di suku Batak.
Banyak orang belum mengetahui sejarah Kerajaan Huristak di wilayah Padang Lawas, Sumatera Utara (Sumut). Tak banyak pula yang tahu, jika kerajaan ini adalah salah satu kerajaan yang menjadi basis perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bukti surat surat keberadaan kerajaan huristak. Instagram@kerajaanhuristak
Akar sejarah kerajaan Huristak dimulai jauh dari abad ke-1 M, di mana telah berdiri kerajaan Batak yang diambil dari kata Pa’ta berkedudukan di Batahan, sekitar kota Natal sekarang. Di masa itu agama yang dianut orang Batak adalah Parmalim, dimana pemimpin agama malim bertindak sebagai penasehat pemerintahan yang berlaku. Dimana raja Batak ketika itu bernama Raja Jolma dengan penasehat Raja Malim.
Kerajaan Batak Tua yang terletak di Tapanuli Selatan telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain seperti kerajaan Ming di China dan kerajaan Cola di India.

Salah satu dari peninggalan kerajaan huristak. Instagram@kerajaanhuristak
Pada tahun 1024, terjadi pertempuran antara kerajaan Batak Tua dengan kerajaan Cola, hal ini disebabkan karena ketersinggungan raja Rajendra Cola Dewa 1 atas hubungan dagang kerajaan Batak tua dan kerajaan Ming.
Pertempuran ini berlangsung selama 5 tahun, dan pada tahun 1029 kerajaan Cola berhasil menguasai daerah tersebut, kerajaan Batak Tua runtuh, raja negeri batak ditangkap tapi tidak dibunuh dan setahun kemudian pada tahun 1030 pecahan kerajaan Batak Tua berdiri kembali di Barus , Raja Malim (pimpinan agama Malim di gunung tua), menobatkan menantunya sebagai Raja Mula di kerajaan batak barus.

Data lama dari kerajaan huristak. Instagram@kerajaanhuristak
Kerajaan Huristak sendiri memiliki sejarah luhat-luhat (wilayah) yang juga masih jarang diketahui publik. Sejarah luhat-luhat tersebut dibagi menjadi:
Zaman Raja Kali Omar (Raja Huristak VII) -1840.