18NEWS.ID – Nendar Kusnadi merupakan seniman musik dari instrumen kacapi Sunda. Ia lahir di Bandung 15 Maret 1992 yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Nendar terlahir dari keluarga sederhana yang tinggal di Tugu Mukti, Bandung Barat, Ayahnya seorang petani, dan Ibunya seorang ibu rumah tangga. Selain dari petani, Ayahnya juga sebagai seorang pemain calung.
Sejak kecil, Nendar selalu ikut latihan calung dan diam di belakang goong sambil memperhatikan setiap tabuhan-tabuhan yang dimainkan, tak hanya itu hampir setiap pagi Ia selalu disuguhi lagu-lagu calung yang diputar di tape oleh Ayahnya, sehingga mulai terbiasa dan menikmati setiap lagu yang dibawakan.
Dari situ lah Nendar mulai muncul rasa ingin tahu terhadap kesenian tradisional, seperti memainkan calung seperti apa yang Ayahnya lakukan. Selain Ayahnya, Ia juga punya kakak laki-laki yang kebetulan sekolah di SMKI atau SMKN 10 Bandung. Setiap pulang kakaknya selalu memperlihatkan kepiawaiannya dalam bermain kacapi dan beberapa alat musik lainya seperti suling didepan Ia dan keluarganya, sehingga membuat saya lebih tertarik untuk mempelajari beragam instrumen Sunda.
Selang beberapa waktu Nendar dibelikan kacapi oleh sang kakak. Sejak saat itu pikirannya mulai merekam setiap apa yang kakaknya mainkan dengan kacapinya, dan akhirnya Ia bisa memainkan beberapa lagu yang sering Ia dengarkan. Sehingga pada waktu itu Ia sangat bangga dan terharu karena dipanggil oleh pihak sekolah untuk mengisi pentas seni di acara perpisahan.

Nendar Kusnadi di luar negeri. Source: Dok. Pribadi
Nendar mulai memahami fungsi-fungsi kacapi di antaranya kacapi sebagai pengiring (pamirig) Tembang Sunda Cianjuran, Pantun, Kawih, dan Celempungan. Sedari SMK Ia sudah mulai ‘nakal’ dengan alat kacapi ini.
“Saya selalu merubah part metode kacapi yang diajarkan di sekolah karena yang saya pikirkan adalah asalkan kenongan dan goongannya sama, dan karena disekolah saya diajarakan titilaras, jadi pikiran saya lebih jauh lagi untuk mengembangkan kacapi ini,” ujar Nendar.
Ia mencoba menambahkan nada-nada sisipan ke dalam kacapinya. Kemudian Ia mengenal istilah kempyung, ligar, dsb, dari situ saya menangkap bahwa itu adalah harmoni atau cord yg hampir sama dengan apa yg dlu saya pelajari di gitar, hingga akhirnya saya Sehingga, Ia mencoba memainkan kacapi dengan nada dan pola main yang berbeda.
“Pola yang saya mainkan seperti yang biasanya melodi dimainkan oleh telunjuk, saya coba mainkan dengan jempol, kanan dan dua jari saya gunaan untuk ritmenya, sesekali jempol dan kelingking kiri saya gunakan untuk bending senar untuk menambah nada-nada yang kurang, karena jelas dengan jumlah senar dua puluh sepertinya tidaklah cukup, tetapi itu adalah tantangan bagi kita khususnya saya untuk bisa memaksimalkannya,” tambah Nendar.
Alhasil kacapi sekarang dapat digunakan untuk mengiringi lagu-lagu di luar bagian kacapi itu sendiri, tentunya dengan genre yang berbeda-beda seperti pop, dangdut, reggae, dengan tidak menghilangkan unsur-unsur nada pentatonik sunda itu sendiri. Hal tersebut menurutnya adalah sebuah inovasi yang bisa memicu daya tarik kalangan-kalangan muda awam dan musisi di luar tradisi untuk lebih tertarik dengan instrumen tradisi ini, khususnya kacapi.
Dalam perjalanan belajar kacapi ini tentunya ada beberapa orang yang sangat memotivasi dan menginspirasi Nendar.
“Pertama yaitu, Ayah saya yang telah memperkenalkan beragam instrumen dan sajian-sajian musik tradisi, kedua kakak saya sendiri yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga, dalam karir saya di musik tradisi khususnya kacapi. Selain itu juga ada banyak grup musik baik di dalam maupun di luar negeri sebagai referensi, diantaranya seperti Sambasunda, Yanni Music dan beberapa grup musik lainnya,” ucap Nendar.
Nendar bersyukur, dalam perjalanan karir di musik tradisi ini, Ia mendapat banyak pengalaman yang sangat luar biasa, di antaranya Ia pernah menjadi pengisi acara di beberapa stasiun TV, pengisi acara di Kementrian, juga pernah berkolaborasi dengan musisi dari Philiphina dan Norwegia, berkolaborasi dengan rockstar Indonesia seperti Pas Band, Yuke Dewa 19 , Danyki dari AS. Nendar juga sempat mengisi acara di beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Jogja, Riau, Lampung.