Tan mendapat penghargaan Metronome di tahun 2007 atas pengabdian dan kontribusinya terhadap perkembangan musik Indonesia.Selain Tan Deseng , figur terkenal seperti Benyamin Sueb dan Idris Sardi juga meraih penghargaan ini.
Tan De Seng menikah di tahun 1964 dengan Tan Li Joe dengan seorang anak putera. Pernikahan pertamanya bubar di tahun 1976. Tan menikah lagi dengan Nia Kurniasih di tahun 1977 dan dikarunai dua putri . Dari anak perempuannya , Tan mempunyai tiga cucu. Di tahun 2008 , Tan menikah lagi dengan Wulan. Anak-anak Tan juga terjun ke dunia seni budaya. Fitri piawai bermain instrumen musik Sunda dan Tantri pelantun lagu-lagu Cianjuran.

Anugrah maestro seni budaya yang di berikan olehh Presiden Republik Indonesia.Instagram@don_fatbozz
Kontribusi Tan berbanding terbalik dengan resiko kekurangan materi yang tidak menentu. Karena pengabdiannya , Tan tidak terlampau mengkomersialkan karya-karyanya. Sampai diusia tuanya , Tan adalah seorang “kontraktor” sebagai candaan bahwa Tan hidup nomaden dan berpindah-pindah rumah kontrakan.

Seni Sunda kesenian Adiluhung.Instagram@arif_dreads
Disatu sisi kisah hidup Tan Deseng menunjukkan bahwa orang Tionghoa tidak melulu berdagang seperti yang menjadi bahan stereotipe. Orang Tionghoa seperti Tan bisa berkontribusi banyak hal termasuk dalam kebudayaan didaerahnya. Disisi lain , kehidupannya yang berpindah-pindah itu menunjukkan bahwa kebudayaan daerah perlu dukungan dari pemerintah daerah agar orang seperti Tan Deseng tidak melulu memikirkan masalah ekonomi. Termasuk juga untuk generasi berikutnya yang terjun ke dunia seni budaya.(budaya tionghoa)